Published On
Categories

Dua Mei adalah Hari Pendidikan Nasional. Pada tanggal ini Ki Hadjar Dewantara lahir. Sementara di Brasil Paulo Freire meninggal dunia, tepatnya tanggal 2 Mei 1997. Banyak pemikir telah menyumbangkan pemikiran bagi dunia pendidikan di dunia. Berikut ini penulis sajikan ulasannya.

Tetsuko Kuroyanagi

Penulis yang lahir di Tokyo-Jepang pada tanggal 9 Agustus 1933 ini menceritakan kisah masa kanaknya dalam memoar masa kecil berjudul Totto-Chan:Gadis Cilik di Jendela. Berisi cerita masa kanak penuh warna di Sekolah Dasar Tomoe Gakuen, sekolah tempat anak-anak bebas mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi. Totto-Chan pun tumbuh sebagai anak kreatif dengan personalitas unik. Memoar yang terbit pertama kali tahun 1981 tersebut menjadi salah satu buku terlaris dunia dan telah diterjemahkan ke banyak bahasa.

Ki Hadjar Dewantara

Kisah Totto-Chan mengingatkan bahwa setiap anak telah dikarunia potensi masing-masing, selaras dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara, sosok menteri pendidikan pertama RI dan pendiri Taman Siswa. Konsep dan filosofi pendidikan beliau banyak diilhami dari Rabindranath Tagore, seorang pendiri universitas Visva-Bharati di Shantiniketan, Benggala Barat, India. Sementara konsep kemandirian dan tahap perkembangan anak banyak diilhami dari sosok Dr. Maria Montessori dari Italia. Semboyan yang terkenal dari Ki Hadjar Dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Secara harfiah artinya di depan memberi contoh yang baik, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.

Ki Hadjar Dewantara seolah ingin berkata bahwa setiap individu memiliki kemampuan tertentu yang alamiah. Tinggal bagaimana usaha seorang pendidik membimbing dan menuntun agar anak didik lebih mengenal diri dan potensi yang dimiliki. Melalui teladan yang baik dan pembiasaan agar kedewasaan dan kemandirian yang diharapkan bisa terwujud.

Syeikh Az-Zarnuji

Sama seperti Ki Hadjar Dewantara yang banyak membahas etika dan budi pekerti, tokoh pemilik nama lengkap Burhan al-Din az-Zarnuji yang hidup sekitar abad ke-13 M ini pun menulis perihal adab. Karyanya yang terkenal adalah Ta’lim al-Muta’allim-ariq at-Ta’-allum (Intruksi siswa: Metode Belajar). Menurut Az-Zarnuji, belajar adalah bentuk rasa syukur atas karunia akal dan kesehatan. Metode belajar dalam Ta’lim al-Muta’allim diantaranya: munadharah atau diskusi kelompok (forum saling beradu pandangan), mutharahah atau diskusi kelas, dan mudzakarah atau metode soal-jawab sesama siswa (forum saling mengingatkan).

Paulo Freire

Di Brasil pun hadir metode pendidikan yang mengutamakan interaksi dan dialog sebagaimana metode belajar al-Zarnuji. Sosok yang mengenalkannya adalah Paulo Freire, penulis buku Pendidikan Kaum Tertindas. Menurutnya, dialog merupakan kebutuhan eksistensial manusia. Berbeda dengan pendidikan gaya bank yang anti dialog, yaitu murid melulu menerima informasi alih-alih ada komunikasi. Paulo Freire menilai, dialog sangat efektif sebab melibatkan pemikiran kritis.

Gabriela Mistral

Aspek rasa pun menjadi perhatian besar guru sekaligus penyair asal Chilli peraih nobel sastra tahun 1945, Gabriela Mistral. Melalui tulisan dan advokasinya, ia berjuang untuk hak-hak perempuan dan akses pendidikan bagi anak-anak. Penyair yang lahir tahun 1889 ini menguraikan pemikirannya mengenai pedagogi dalam buku berjudul Children’s Poetry and Folklore. Buku yang berisi narasi betapa pentingnya cerita rakyat masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Pembahasan dalam Totto-Chan hingga Gabriela Mistral nyaris serupa, yaitu upaya memerdekakan manusia secara lahir dan batin melalui kedekatan dengan alam, olah rasa, tuntunan, merawat dengan penuh kasih, menghormati anak didik dan menumbuhkan kebiasaan baik dalam diri anak.

Editor: Ahmed Zaranggi

 

Referensi:

Brown, Monica. John Parra. My Name Is Gabriela. 2005. Rising Moon Books

Ardi Widodo, Sembodo. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. 2004. Nimas Multima:Jakarta.

Freire, Paulo. Pendidikan Kaum Tertindas. Yuhda Wahyu Pradana. 2019. Penerbit Narasi. Yogyakarta.

Kuroyanagi, Tetsuko. Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela. 2007. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Az-Zarnuji, Syeikh. Terjemah Ta’lim Muta’allim. Abdul Kadir Aljufri. 2009. Mutiara Ilmu: Surabaya.

Wiryopranoto, Suhartono. Dkk. Perjuangan Ki Hajar Dewantara: Dari Politik ke Pendidikan. 2017. Museum Kebangkitan Nasional: Jakarta.



This article is under the © copyright of the original Author: Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.
(Zona-Nalar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − ten =