Bagaimana ketika sebuah kata menghilang misalnya kata “aku”, apakah konsep mengenai diri sebagai individu pun akan turut hilang? Itulah yang terjadi dalam kisah novela Anthem karya Ayn Rand. Merasa, berpikir, mengenang, yang eksis dalam bahasa seorang individu itu bukan hanya tidak ada, tetapi berdosa untuk menjadi hak pribadi.
Salah satu karya sastra yang ditulis Ayn Rand adalah novela berjudul Anthem. Sebagaimana pemikiran perihal karya seni dan sastra yang Ayn Rand tuangkan dalam buku The Romantic Manifesto: A Philosophy of Literature bahwa karya seni selalu berisi diskursus filosofis serta berisi sikap dan pandangan hidup sang seniman. Dalam novela Anthem pun berisi visi Ayn Rand perihal objektivisme yang memang menjadi kajian filosofisnya.
Novel Anthem
Di dalam novel yang edisi bahasa Indonesianya berjumlah 106 halaman itu Ayn Rand menghadirkan prinsip sentral mengenai nilai perjuangan, kehendak, individualisme, dan konsep ego. Kritik Ayn Rand atas kolektivisme total ia sampaikan dengan anggun sekaligus berani. Sebagaimana keberanian tokoh utama novela yang telah laris lebih dari 3,5 juta eksemplar ini dalam menemukan kata “aku” yang telah hilang dari bahasa umat manusia.
Para tokoh dalam novela yang berlatar waktu dan tempat di masa distopia ini tidak memahami kata ganti tunggal orang pertama sepanjang hidup. Seorang pria mengatakan dirinya sebagai “kita”, “kami”, dan memanggil orang lain sebagai “mereka”. Dunia yang dibangun Ayn Rand adalah dunia di mana masyarakat demikian kaku. Tidak boleh ada kehendak pribadi, kreativitas individu dan kebebasan politik.
Kisah Anthem diawali dengan narator, seorang pemuda bernama Equality 7-2521 yang menulis catatan harian dan menganggap bahwa memiliki kehendak individu serta menulis merupakan dosa. Sama seperti pandangan masyarakat di tempatnya tinggal. Rutinitas semua warga diatur demikian ketat.
Meskipun tokoh Equality 7-2521 menyenangi dunia pengetahuan, otoritas setempat menghendaki dirinya menjadi seorang penyapu jalanan. Kondisinya berubah ketika ia menemukan sisa-sisa masa silam dari zaman yang tidak boleh disebut. Sejak itulah petualangannya menemukan jati diri dimulai.
Prometheus
Kritik Ayn Rand pada ideologi Uni Soviet tahun 1930-an demikian lantang. Tidak heran karena Ayn Rand sendiri lahir di Rusia ketika rezim totaliter tumbuh. Ayn Rand sangat menekankan pentingnya objektivisme, di mana keputusan dan tindakan mestinya dipicu oleh prinsip rasional dan kesetaraan. Dengan anggun Ayn Rand menghadirkan nama Prometheus, sang pencuri api pengetahuan para dewa mitologi Yunani untuk menyampaikan keberanian tokoh kisah Anthem guna menemukan cahaya kemudian mengenalkannya pada dunia.
Tema besar karya prosa ini adalah individualitas melawan kolektivitas. Di mana kebebasan pribadi telah hilang dan kerja keras untuk mendapatkannya demikian mengerikan. Kebebasan yang menjadi visi Ayn Rand ia simbolkan dengan hutan tempat tokoh utama melarikan diri dan menemukan rahasia yang selama ini hilang atau dihilangkan.
Bersama kekasihnya ia menciptakan sejarahnya sendiri. Ini mengingatkan saya tentang bagaimana bahasa itu penting bahkan sakral. Bagaimana, dalam satu kata, makna keberadaan diri sebagai individu akan ada dan diakui. Bagaimana menjalani hidup rasional di tengah masyarakat irasional menjadi perhatian Ayn Rand dalam tulisannya, baik esai maupun karya fiksinya. Misalnya perihal hak individu.
Ayn Rand berpandangan bahwa kenyataan itu tidak semata relatif. Novelis dan filsuf yang lahir tanggal 2 Februari 1905 di kota Petersburg-Rusia ini sangat berpengaruh, terutama di Amerika Serikat tahun 1960-an. Ia mampu memberi gambaran yang jernih mengenai eksistensi manusia. Kerangka filosofis seorang filsuf tertuang dalam tiap kalimat dalam karya prosanya.
Objektivisme
Sebuah konsep, bagi Ayn Rand penting sebelum hadir ke hadapan pembaca dalam bentuk proposisi. Risalah filosofis Ayn Rand memang banyak termaktub dalam karya fiksi. Pemikirannya mengenai objektivisme ini merupakan alternatif jawaban bagaimana pengetahuan bisa diperoleh. Bukan semata melalui empirisme, rasionalisme atau kritisisme Kantian.
Objektivisme Ayn Rand merupakan langkah dalam memahami bagaimana konsep terbentuk. Sebagaimana Ayn Rand berpikir bahwa seorang novelis pada ranah tertentu harus menjadi filsuf sebab ia menganggap tindakan seorang tokoh dalam karya sastra mesti memiliki kerangka acuan guna menjadi pembenar bagi tiap tindakan. Dengan kata lain apriori. Paling tidak memahami terlebih dulu apa yang hendak ditulis atau diucapkan.
Kata, simbol bunyi itu, seringkali mengandung makna, mengandung sebuah konsep. Dasar objektivitas Ayn Rand tidak lain adalah konsep aksiomatik yaitu wilayah tujuan dan peran manusia dalam kehidupan sosial. Jika berkenaan tentang manusia tentu tidak akan lepas dari eksistensi, identitas dan kesadaran. Sebagai seorang penulis, Ayn Rand mendefinisikan konsep melalui kata-kata dan menyusunnya dalam bentuk proposisi.
Paska pecah revolusi Rusia tahun 1917-1921, Ayn Rand bermigrasi ke Amerika Serikat. Dalam perjalanannya ia tahu bahwa setiap orang tidak memiliki pandangannya sendiri tentang realitas. Fakta merupakan sesuatu yang absolut. Konteks sejarah di mana Ayn Rand hidup mengantarkannya pada pemikiran bahwa tiap orang mesti eksis untuk diri sendiri bukan demi orang lain. Bahwa tiap orang mestinya melakukan apa yang diri sendiri inginkan, bukan yang orang lain inginkan.
Kalimat give me liberty or give me death menjelaskan visi Ayn Rand perihal objektivitas. Ia pun menilai bahwa pemerintah memiliki tugas guna melindungi hak dan menjaga ketertiban tiap warga. Jangan sampai ada salah satu pihak yang merugi dalam relasi bermasyarakat. Bahwa tiap warga negara bebas berpikir, berkarya dan berproduksi demi keberlangsungan hidupnya sendiri. Sebab manusia memiliki rasio. Dengan rasio tersebut manusia bertahan hidup.
Konsep dan Bahasa
Konsep dan bahasa adalah milik manusia yang sangat berharga. Dengannya manusia berpikir. Konsep tidak bisa lepas dari konteks. Terlebih definisi suatu hal bisa kita cari tahu dari perbedaannya dengan konsep lain. Kita bisa menguji validitas suatu objek dengan cara bertanya realitasnya apa, atau bisa mencari acuan sebagai metode klarifikasi sesuatu.
Melalui tokoh yang menamai dirinya Prometheus, Ayn Rand menyampaikan visi mengenai bahasa dan konsep tersebut. Hingga, melalui pengamatannya yang tajam terhadap realitas, semesta novela Anthem menjadi sikapnya dalam perjuangan mewujudkan konsep aku sebagai individu.
Editor: Ahmed Zaranggi
Referensi:
Ayn Rand an Introduction-Eamonn Butler, USA 2018
Ayn Rand-The Romantic Manifesto, Signet 1971
Anthem-Ayn Rand, terjemahan Nisa Khoiriyah. Basabasi, 2021.
Teori Pembentukan Konsep Menurut Filsafat Objektivisme Ayn Rand-Cuk Ananta Wijaya. Jurnal Filsafat, seri ke-30, Oktober 1999.
This article is under the © copyright of the original Author:
(Zona-Nalar)
Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.