Tentang Buku
Buku ini merupakan antologi yang disusun oleh Joy Ritchie dan Kate Ronald. Tepat pada tahun 2001 buku ini diterbitkan oleh University of Pittsburgh Press. Tema utama buku ini adalah perihal retorika di mata perempuan.
Joy Ritchie dan Kate Ronald memilih suara perempuan dari berbagai generasi sejak era Yunani klasik dan menyusunnya menjadi antologi pemikiran. Berbagai isu ditulis oleh figur-figur kharismatik sepanjang sejarah dan menyoroti bagaimana strategi retorikanya. Salah satu penulis dalam buku Available Means an Anthology of Women’s Rhetoric(s) adalah Simone de Beauvoir.
Tidak hanya mencatat mengenai arus historis yang mengekang kemampuan berbicara dan menulis perempuan. Dalam buku Available Means an Anthology of Women’s Rhetoric(s), pembaca akan mengetahui apa saja warisan berharga dari mereka. Di antaranya, para penulis dalam buku ini menyampaikan bahwa perempuan pun mampu menjawab tantangan zaman yang kerap kali mengekang kebebasan perempuan.
Apa itu Retorika?
Retorika sebagai ilmu berkembang sejak abad ke-5 SM. Seni bertutur ini memiliki tujuan guna meyakinkan publik. Dalam bahasa Inggris, istilah retorika dikenal dengan the art of speaking. Aristoteles (384-322 SM) mengungkapkan bahwa retorika erat hubungannya dengan dialektika. Dalam pengertian lain, retorika berkenaan dengan metode persuasi. Daya persuasi efektif jika seorang pembicara memiliki etos, patos dan logos, yaitu kredibilitas atau karakter personal, mampu menggugah emosi atau perasaan pendengar, serta isi tuturan seorang penutur masuk akal, atau terbukti kebenarannya melalui argumen-argumen persuasif.
Retorika Simone de Beauvoir
Simone de Beauvoir lahir pada 9 Januari 1908 di Paris. Tahun 1949 ia menerbitkan buku The Second Sex. Pengantar yang ditulis Simone de Beauvoir dalam risalah ini dimuat kembali di dalam Available Means an Anthology of Women’s Rhetoric(s).
For a long time I have hesitated to write a book on woman, tutur Beauvoir sebelum mengawali pembahasan mengenai subjek yang sangat peka, terutama bagi perempuan. Beauvoir membahas perempuan yang menjadi The Second Sex dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, ekonomi dan politik. Selain itu, Beauvoir banyak menulis karya prosa dengan gaya retoris menawan, salah satunya prosa The Woman Destroyed (1969).
Ide Simone de Beauvoir mengenai eksistensialisme dan kehendak bebas untuk memilih mewarnai narasi-narasi karya prosanya. Misalnya dalam prosa The Woman Destroyed, Perempuan yang Dihancurkan. Dalam karya tersebut Beauvoir membagi tiga kisah perempuan ke dalam tiga narasi. Prosa yang kaya akan aspek psikologis tersebut dengan kritis mempertanyakan kembali tuntutan (kutukan) masyarakat dan lingkungan mengenai reputasi perempuan. Perihal kesetaraan gender, Beauvoir menyusun tulisannya dengan gaya penyampaian mengesankan.
Sarana Manifesto
Dalam tulisan Simone de Beauvoir, retorika tidak sekadar medium bersilat lidah, tetapi lebih jauh lagi, yaitu sarana manifesto. Dengan kefasihan menganalisis, Beauvoir membongkar fakta dan mitos yang selama ini mengungkung perempuan. Baik dari segi data biologi, dari sudut pandang psikoanalisis hingga sejarah.
Beauvoir tahu bahwa sejarah, dengan berbagai mitos dan faktanya telah membentuk perempuan menjadi seorang perempuan. Ia percaya bahwa perempuan mampu mengambil peran dalam berbagai sendi kehidupan melampaui sekat kelas, etnis, dan spiritual.
Editor: Ahmed Zaranggi
Referensi:
Ritchie, Joy, Kate Ronald. Available Means An Anthology of Women’s Rhetoric(s). 2001. University of Pittsburgh Press: Pennsylvania.
De Beauvoir, Simone. Second Sex. Toni B Pebriantono. 2019. Narasi: Yogyakarta.
Aristoteles. Retorika. Dedeh Sry Handayani. 2018. Basabasi: Yogyakarta.
De Beauvoir, Simone. Perempuan yang Dihancurkan. Yusup Priyasudiarja. 2017. Narasi: Yogyakarta.
This article is under the © copyright of the original Author:
(Zona-Nalar)
Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.