Manusia merupakan salah satu elemen yang membentuk masyarakat. Kegiatan manusia yang saling memiliki keterhubungan untuk mencapai tujuan bersama pada akhirnya membuat manusia mencapai ilmu pengetahuan dan berhasil mengembangkan teknologi untuk kepentingan bersama. Perkembangan manusia yang begitu pesat dengan sendirinya berupaya untuk melakukan pengorganisasian yang kompleks untuk menentukan apa saja yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Lembaga sosial yang terbentuk menjadi begitu penting untuk menjaga stabilitas masyarakat dan pola perilaku yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Pembentukan lembaga sosial yang mengatur manusia dalam beraktivitas juga wajib menjaga hak-hak yang sudah dibawa oleh manusia sejak lahir. Kehidupan manusia yang bebas mampu memicu perselisihan beserta masalah kompleks yang akhirnya merugikan anggota masyarakat.
Pembatasan ini akhirnya menciptakan pihak-pihak yang saling berkontradiksi. Beberapa pihak yang kontra atas lembaga yang berupaya untuk mengatur pola perilaku manusia akhirnya menentang adanya suatu institusi yang mereka anggap sebagai penghambat kebebasan masyarakat. Bentuk pembebasan yang dikehendaki oleh beberapa orang yang berupaya untuk melawan hegemoni tersebut dikenal sebagai paham anarkisme. Bagi beberapa orang yang menginginkan kebebasan untuk bertindak dan mencoba untuk lepas dari upaya penghisapan manusia atas manusia akhirnya melarikan diri kepada paham anarkisme. Anarkisme merupakan salah satu pandangan dalam filsafat politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara. Secara lebih tepat dapat kita gambarkan sebagai kelompok yang mengatur dirinya secara mandiri dan tidak terikat dengan suatu lembaga besar/induk.
Anarkisme
Anarkisme berpegang pada konsep yang melihat negara sebagai suatu lembaga yang tidak diperlukan, tidak diinginkan, dan berbahaya. Perkembangan anarkisme merupakan suatu bentuk kekecewaan dan juga kritik atas sistem yang dapat merugikan masyarakat. Tokoh dan pemikir anarkisme yang memiliki pengaruh besar adalah Mikhail Bakunin. Ia memiliki beberapa karya yang masih dapat kita baca dan memiliki pengaruh di era modern. Beberapa karya tersebut, antara lain: God and State, The Revolutionary Catechism dan Statism and Anarchy. Beberapa karya tersebtu juga memberikan sumbangan bagi perkembangan kehidupan manusia dan membuka cara pandang baru untuk menyampaikan kritik atas kekeliruan yang dapat terjadi di dalam masyarakat.
Anarkisme berupaya untuk melakukan penghapusan atas monopoli ekonomi dan lembaga sosial yang dapat menyebabkan penindasan atas manusia. Dengan melakukan integrasi pada beberapa kelompok yang mandiri dan mengandalkan kekuatan produktif masyarakat untuk kerja bersama. Pemuasan kebutuhan dan kepentingan bersama menjadi fokus utama dari kaum anarkis. Ia tidak menyetujui adanya kegiatan yang mementingkan kepentingan segelintir individu yang diistimewakan dalam lembaga sosial. Dengan adanya kontribusi antar setiap anggota masyarakatnya dan bebas dalam bentuk komunitas-komunitas yang disatukan oleh kepentingan bersama dan diatur dalam kesepakatan dan kontrak kerja yang bersifat bebas serta tidak mengikat. Timbulnya padangan ini berdasarkan analisis yang dilakukan pada sistem-sistem sosial yang dilihat tidak mampu untuk menjalankan fungsinya, sehingga menimbulkan upaya untuk melakukan pembebasan yang mutlak atas keterikatan dalam masyarakat.
Pandangan Anarkisme Soal Perkembangan Masyarakat
Kaum anarkis menyakini lembaga sosial sebagai penghambat perkembangan masyarakat. Namun, upaya pembebasan yang berusaha dicapai oleh kaum anarkis pada akhirnya menyebabkan kekeliruan dalam implementasi dan ketidakteraturan masyarakat. Masyarakat yang sudah terbentuk dengan struktur yang ada dan diwariskan dari para pendahulu tidak bisa begitu saja diubah dengan suatu sistem kehidupan yang bebas dan tidak terkendali. Lembaga sosial diperlukan untuk mengatur dan melakukan integrasi masyarakat. Dengan adanya pengendalian yang dilakukan tersebut harus memperhatikan peranan sosial dan persatuan untuk mencapai tujuan bersama.
Kemandirian ekonomi dibentuk secara menyeluruh dan tidak dapat dilakukan secara terpisah dalam kelompok kecil yang bebas. Kelompok bebas yang dikehendaki oleh kaum anarkis tidak dapat menjadi efektif untuk melakukan kegiatannya. Jika tidak ada kelompok lain yang saling berintegrasi untuk melakukan kerja efektif atas dasar kebebasan. Mimipi anarkisme akhirnya hanya mencapai penghancuran masyarakat, ia tidak memberikan masyarakat kepastian untuk melaksanakan kehidupannya dengan menghapus lembaga sosial. Karl Marx memandang negara menjadi penting untuk melakukan kegiatan serta untuk mempermudah integrasi masyarakat. Marx menetapkan negara sebagai lembaga yang menjadi dinamika dalam masyarakat. Ia memperhatikan berbagai macam pergerakan dan perjuangan yang ada terjadi dalam negara. Negara yang berdasarkan paham sosialisme merupakan pandangan Marx untuk melakukan pengorganisasian masyarakat dalam satu kelas tunggal yang melakukan kinerja secara mandiri.
Perihal Pembebasan
Marx memandang anarkisme yang dianggap sebagai upaya pembebasan sebatas mimpi yang tidak akan tercapai. Marx melihat bahwa anarkisme yang berupaya untuk melakukan penghapusan lembaga di masyarakat hanya akan menimbulkan masalah baru. Bahkan menciptakan kegagalan untuk mengatur kehidupannya secara mandiri. Ketika kita menggunakan baju yang tidak muat, maka kita harus mencari baju yang pas dan sesuai untuk digunakan. Bukan berarti kita harus membuang baju yang ada dan tidak menggunakannya. Pada akhirnya ini menjadi sebuah alegori untuk menggambarkan ilusi anarkisme.
Editor: Ahmed Zaranggi
Sumber:
Rocker, Rudolf. 2020. Anarko-Sindikalisme. Jawa Tengah: Parabel;
Crick, Bernard. 2016. Sosialisme. Yogyakarta: Narasi – Pustaka Promethea.
This article is under the © copyright of the original Author:
(Zona-Nalar)
Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.