Penulis: M. Ijlal Sasakki Junaidi

Editor: Wa Ode Zainab Zilullah T

Taoisme adalah sebuah filsafat dan ajaran spiritual yang berasal dari Tiongkok kuno. Di balik ajaran ini terdapat seorang bijak yang dianggap sebagai pendiri Taoisme, yaitu Lao Tse/Laozi. Belajar hidup dari Lao Tse bisa memberikan wawasan yang dalam tentang bagaimana menghadapi kehidupan dengan bijaksana. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi ajaran-ajaran inti Lao Tse dan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lao Tse hidup pada abad ke-6 atau ke-5 SM; meskipun sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadinya, tetapi warisan ajarannya tetap hidup dan relevan hingga saat ini. Salah satu konsep utama dalam ajaran Lao Tse adalah ‘Tao’, yang dapat diterjemahkan sebagai “Jalan” atau “Cara”. Bagi Lao Tse, “Tao” adalah prinsip dasar yang mengatur alam semesta dan harus diikuti oleh manusia untuk mencapai kehidupan yang harmonis.

Kebijaksanaan dalam Bertindak

Salah satu ajaran paling terkenal dari Lao Tse adalah konsep ‘wu wei’, yang secara harfiah berarti “tidak melakukan” atau “tidak bertindak.” Namun, sebenarnya makna “wu wei” jauh lebih dalam. Wu wei mengajarkan bahwa kita seharusnya tidak memaksa kehidupan atau melawan alur alam. Sebaliknya, kita seharusnya mengikuti arus kehidupan tanpa resistensi. Dalam kepasifan ini, menurut Lao Tse, kita menemukan kekuatan yang sejati.

Belajar hidup dari Lao Tse berarti mengembangkan kesadaran terhadap keadaan sekitar, serta belajar bagaimana bersikap bijaksana dalam menghadapi perubahan. Dalam kehidupan yang penuh tantangan dan ketidakpastian ini, konsep “wu wei” mengajarkan kita untuk tidak terlalu memaksakan kehendak kita sendiri. Melainkan kita seyogyanya belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Ini bukan berarti kita harus pasif tanpa tujuan, tetapi lebih kepada kebijaksanaan dalam bertindak.

Ajaran Lao Tse juga menekankan pentingnya kesederhanaan. Dalam dunia yang cenderung pada kekayaan materi dan ambisi, Lao Tse mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kesederhanaan dan kepuasan dengan apa yang kita miliki. Dengan melepaskan diri dari keinginan yang berlebihan, kita dapat mencapai kedamaian batin dan kebebasan dari belenggu materialisme.

Yin dan Yang

Konsep dualitas juga menjadi bagian integral dalam ajaran Lao Tse, terutama melalui simbol yin dan yang. ‘Yin’ dan ‘yang’ mewakili konsep bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki kebalikan dan saling terkait. Kehidupan ini penuh dengan pasang suru; kebahagiaan dan kesedihan, kegelapan dan terang. Melalui pemahaman dualitas ini, kita dapat menerima kehidupan dengan lebih bijaksana, serta menyadari bahwa setiap pengalaman memiliki nilai dan tempatnya masing-masing.

Tidak hanya itu, Lao Tse juga menekankan pentingnya kebaikan dan kedermawanan. Dalam “Tao Te Ching,” kitab klasik Taoisme yang diatribusikan padanya, Lao Tse mengajarkan bahwa memberi tanpa pamrih dan berlaku baik terhadap sesama manusia adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Sikap baik dan penuh kasih tidak hanya memberikan manfaat kepada orang lain, tetapi juga membentuk karakter dan membawa kebahagiaan kepada diri sendiri.

Belajar hidup dari Lao Tse bukan hanya sekedar memahami ajaran-ajarannya secara intelektual, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari. Ini melibatkan kesadaran diri yang mendalam, refleksi kontinu tentang tindakan dan sikap kita, serta komitmen untuk tumbuh sebagai individu yang lebih bijaksana dan penuh kasih.

Dengan menggali ajaran Lao Tse, kita dapat menemukan keseimbangan dalam kehidupan, mengatasi stres, dan menemukan makna yang lebih dalam. Kesederhanaan, wu wei, dualitas, dan kebaikan adalah pilar-pilar ajaran Lao Tse yang dapat membimbing kita dalam menavigasi kompleksitas kehidupan modern. Sebagai manusia, menjalankan ajaran-ajaran Lao Tse dalam kehidupan sehari-hari dapat membawa transformasi yang mendalam dan membantu kita mencapai kedamaian batin.

Referensi:

Tzu, Lao. Tao Teh Ching. Shambhala Publications. 2005.

Hoff, Benjamin. The Tao of Pooh. New York: Dutton/Penguin Books. 1982.

Watts, Alan. Tao: The Watercourse Way. New York: Pantheon Books. 1975.



This article is under the © copyright of the original Author: Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.
(Zona-Nalar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 4 =