Konsep Rasionalisme

Rasionalisme yakni faham filsafat bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan, dan sumber pengetahuan tertinggi itu berasal dari akal atau rasio. Dapat dimaknai bahwa kebenaran wajib melalui proses pembuktian logika, serta analisis yang berdasarkan fakta, menyampingkan pembenaran yang diambil melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

Sedangkan menurut Rene Descartes, hakikat dari sumber ilmu dan pengetahuan itu haruslah berdasarkan rasio. Karena menurutnya, kebenaran tertinggi berada pada akal dan budi manusia. Ketika akal menjadi kebenaran tertinggi, berarti eksistensi manusia terletak pada upaya memaksimalkan akalnya.

Kemudian ada untuk melengkapi peran akal dalam penggalian kebenaran, rene descartes mengemukakan adanya tiga ide ide bawaan (Innate idea) manusia diantara lain:

1. Ide Pemikiran, Ide yang memungkinkan dirinya sebagai makhluk pemikir;

2. Ide Tuhan sebagai wujud sempurna, karena manusia mempunyai ide yang sempurna maka ada sesuatu yang lebih sempurna yaitu Tuhan;

3. Ide Keluasan, yang memungkinkan kita mengerti materi tentang benda benda (objek). Sebagaimana materi tersebut dapat dipelajari secara kuantitatif

Metode keraguan Rene Descartes

Tahap awal dalam penggalian kebenaran yang dilakukan Descartes, wajib melalui keraguan yang muncul didalam dirinya. Berawal dari keinginan untuk menemukan metode yang ampuh, dalam mencari kepastian hakiki dan ilmu pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan Descartes membangun sebuah fondasi dasar, dalam pencarian kebenaran melalui “Metode Keraguan”.

Landasan berpikir Descartes, dalam tahapannya melakukan pencarian kebenaran:

1. Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar, kecuali hal itu harus diyakini kebenarannya.

2. Memilih masalah menjadi bagian terkecil, untuk mempermudah penyelesaian

3. Berpikir sistematis, dimulai dari hal hal yang sederhana

4. Perincian serta pemeriksaan menyeluruh, supaya tidak ada yang terlupakan

Teori kebenaran pengetahuan

Teori kebenaran yang dianut Descartes, mengilustrasikan tentang pentingnya afirmasi dan konfirmasi terhadap sebuah Fakta. Sesuatu dikatakan benar apabila memang benar adanya. Sebaliknya, sesuatu dikatakan salah apabila tidak dapat dibuktikan baik secara nyata (Real), maupun berdasarkan Rumus baku yang telah ada.

Dengan demikian, untuk mengungkapkan kebenaran haruslah dipersyaratkan akan kandungan fakta yang memang betul betul dapat diterima dan terjadi sebelumnya.

Subjektivitas dalam Rasionalisme

Subjektivitas pemikiran manusia, harus dipengaruhi oleh pengalaman yang dimilikinya. Sesuatu akan dinilai sama antara satu dengan yang lainnya, apabila mereka terlibat dan menyaksikan secara langsung, sebuah kejadian atau pembuktian hasil yang sama. Subjektivitas ini yang kemudian justru melahirkan, pemikiran – pemikiran dan pengetahuan baru dikancah ilmu pengetahuan.

Pemikiran Descartes tentang “cogito ergo sum” yang berarti aku berfikir maka aku ada. Memberikan suatu kenyataan yang kuat, bahwa sesuatu akan dinilai eksis apabila secara subjektif dinyatakan ada.

 

Editor: Muhammad Viqi



This article is under the © copyright of the original Author: Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.
(Zona-Nalar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × five =