Biografi Singkat

Paul Ricoeur merupakan salah satu tokoh alternatif dalam tradisi hermeneutika yang lahir pada tanggal 27 Februari 1913, di Valence, Lyons Prancis Selatan. Selama mengkaji dan menelaah studi hermeneutika, Paul Ricoeur telah menulis beberapa karya yang mempengaruhi perkembangan berbagai studi keilmuan, seperti agama, eksegesis Alkitab, sejarah, kesusteraan, psikologi, ilmu hukum, politik, dan ilmu linguistik. Pengaruh pemikiran yang tertuang dalam karya-karyanya tidak lepas dari rekam pendidikan Paul Ricoeur. Pada tahun 1933, ia mendapatkan gelar licence de philosophie, jurusan filsafat di Universitas Sorbonne. Dua tahun kemudian, ia menjadi anggota Agregation de Philosophie, organisasi filsafat Prancis.

Setelah memperoleh gelar licence de philosophie dan menjadi anggota organisasi filsafat di Prancis, Paul Ricouer memperoleh gelar docteur des lettres di bidang sastra yang tesisnya berkaitan dengan pembahasan Filsafat Kehendak atau Philoshopie de la Volonte; diuraikan dalam dua jilid di tahun 1950. Jilid pertama, tesis Paul Ricouer mengkaji masalah La Volontaire et I ‘Involontire (yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki). Adapun, jilid kedua membahas Finitude et Culpabilite (Keterbatasan dan Kesalahan). Dari dua jilid tesisnya, Paul Ricouer menghasilkan dua buku yang diterbitkan di tahun 1960, antara lain: “L Homme Failibble” (Manusia yang Mudah Melakukan Kesalahan dan Dosa), dan “La Symbolique du Mal” (Simbol Kejahatan dan Dosa).

Selanjutnya, pada tahun 1966, Paul Ricouer meninggalkan Universitas Sorbonne dan melanjutkan dinamika pengetahuannya di Univeritas Nanterre dan menjadi dekan di sana, namun gerakan mahasiswa yang cenderung kontra terhadap kepemimpinan Charles de Gaulle, seorang tokoh militer dan politik Prancis, mengakibatkan ia mengundurkan diri sebagai dekan dan tenaga pengajar di kampus ternama tersebut. Setelah mengundarkan diri, Paul Ricouer mendapat undangan untuk mengajar di Universitas Lauven, Universitas Chichago, serta menjadi direktur Pusat Studi Fenomenologi dan Hermeneutika yang mempengaruhi lahirnya berbagai karya dan kecenderungan pemikirannya di bidang Hermenutika hingga akhir hayatnya.

Karya

Selain aktif meneliti dan mengajar, Paul Ricoeur juga terlibat aktif dalam menyumbangkan berbagai ide dan gagasan di bidang politik, sosial, budaya, pendidikan, dan agama yang termuat dalam karya-karyanya, seperti “Temps et Recit I-III” (Waktu dan Cerita I-III, 1983-1985), “Lidiologie et Lutopie” (Idiologi dan Utopia, 1997), “Soi-meme Comme un Autre” (Diri Sendiri sebagai yang Lain, 1990), “Le Juste II Esprit” (Yang Adil II, Roh, 1995), dan “Sur la Traduction” (Tentang Penerjemah, 2004).

Beberapa Pemikiran Paul Ricouer di bidang Hermeneutika

1. Refleksi Filosofis dan Interpretasi

Paul Ricouer memiliki pandangan yang sama dengan Jurgen Habermas bahwa mempertahankan refleksi sangat diperlukan dalam melakukan penafsiran kitab, guna menyingkap makna di balik teks tertulis, sehingga para penafsir juga memperoleh refleksi hidup dalam memperoleh nilai hidup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan refleksi teks bertujuan untuk mendorong para penafsir untuk memperoleh makna teks dan hidup di realitas.

2. Lingkaran Percaya dan Memahami

Dalam memahami makna suatu teks, Paul Ricoeur menggunakan 2 pendekatan alternatif; jalan langsung dan jalan melingkar. Artinya, dalam memahami suatu teks, penafsir memiliki presuposisi yang berasal dari kepercayaannya untuk memahami teks-teks sakral, demi memahami makna teks dan hidup. Ia dalam pandangannya menjelaskan bahwa proses pemahaman makna teks dan hidup dibagi menjadi 2 dalam pementasan kembali (re-enact) yang berisi tentang kepercayaan yang dipandang sebagai landasan dari suatu makna yang termaktub dalam naskah; pertama, percaya untuk memahami berarti bahwa iman merupakan presupposisi pemahaman. Kedua, percaya interpretasi untuk membantu individu menemukan makna hidupnya.

3. Menyingkap Mitos-Mitos

Sebagian individu yang cukup rasional ingin menghilangkan mitos. Bagi Paul Ricoeur mitos harus ditelusuri keberadaanya, sehingga bermanfaat bagi manusia. Mitos yang baik itu dibutuhkan sebagai transmisi mewariskan nilai. Dalam istilah Ricoeur tiga cacat dalam diri manusia: noda, dosa, dan kesalahan. Dari ketiga hal tersebut, akan memunculkan refleksi filosofis dan teologis.

Paul Ricoeur menolak demitisasi yang menyingkirkan mitos sebagai ilusi. Sebaliknya, Paul Ricoeur melakukan demitologisasi untuk membersihkan mitos dari “pseudo-pengetahuan”, sehingga muatan reflektif mudah dipahami. Lebih lanjut, Paul Ricoeur juga menjelaskan bahwa interpretasi mitos-mitos bukan sekadar berada di luar penafsir, melainkan terlibat dalam dirinya. Dengan demikian, hermeneutika bukan sekadar mempresentasikan mitos-mitos, akan tetapi membiarkan mitos-mitos itu berbicara kepada penafsir sesuai dengan zamannya masing-masing.

4. Memahami dan Menjelaskan

Tahap memahami menurutnya dapat ditinjau melalui 3 tahap: semantik, refleksi, dan ontologi atau re-kontekstualisasi. Teks merupakan sesuatu yang otonom dari penulis, sehingga penafsir dapat mempercayai makna, sebagaimana mestinya yang memungkinkan pembaca untuk menafsirkan teks secara baru tanpa kewajiban menyesuaikan pengetahuan dan pemahamannya dengan maksud penulis buku atau kitab. Memahami dan menjelaskan adalah sebuah hubungan dialektis, sehingga setiap pemahaman dari teks memiliki penjelasan yang diperoleh dari teks. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa proses pemaknaan teks penulis dan penafsir, justru dikritik oleh sebagian ahli psikologianalisis yang menilai bahwa teori hermeneutika Paul Ricoeur berusaha mencurigai makna teks yang dikaji oleh penulis buku atau kitab.

5. Hermeneutika dan Praktek Kecurigaan

Hermeneutika dan psikoanalisis merupakan tahap interpretasi untuk menyingkap makna suatu teks. Sebagian ahli Psikoanalisis memandang bahwa hermenutika bukan hanya memahami teks, melainkan menjelaskan suatu teks dengan model-model teori tertentu. Tujuannya, bukan sekadar mengetahui intensi tersembunyi teks, namun lebih mengarahkan tindakan, yakni memberitahu bagaimana bertindak secara etis di dalam masyarakat dan merupakan pengalaman religius yang terungkap melalui mitos-mitos dan simbol dalam agama untuk menemukan pengakuan yang benar di setiap zaman.

  

DAFTAR PUSTAKA

 Ricoeur, Paul. Hermeneutika dan Ilmu-ilmu Humaniora, diterjemahkan oleh Yudi Santoso dari Judul Hermeneutics and the Human Sciences: Essays on Language, Action, and Interpretation. Yogyakarta: IRCiSoD, 2021

Hardiman, F. Budi. Seni Memahami: Hermeneutik Schleiermacher sampai Derrida. Yogyakarta. Kanisius. 2015

Wahid, Masykur. Teori Interpretasi Paul Ricoeur. Yogyakarta. LkiS. 2015

Kurniawan, P. Yulius, Feri “Heremeutika Melingkar Paul Ricoeur dalam Symblism Of Evil,” dalam https://jpicofmindonesia.org/2021/02/hermeneutika-melingkar-paul-ricoeur-dalam-symbolism-of-evil/.

Pabubung, M.R.  “Paul Ricoeur: Gagasan dan Relevansi untuk Dunia Masa Kini.” dalam https://filsafatteologikatolik.wordpress.com/2018/04/30/paul-ricoeur-gagasan-dan-relevansi-untuk-dunia-masa-kini/#_ftn22.

Wahid, Abdul, B.S, “Hermeneutika dalam Sistem Interpretasi Paul Ricoeur, ” dalam https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel detail/881/hermeneutika-dalam-sistem-interpretasi-paul-ricoeur.

Salikun, Frida, Rukan. “Paradigma Baru Hermeneutika Kontemporer Paul Ricoeur,” dalam Heremeneutik. Vol. 9. Jawa Tengah: 2015, hal. 167-170.

Fithri, Widia. “Kekhasan Hermeneutika Paul Ricoeur,” dalam Tajdid. Vol. 17. Padang: 2014, hal. 197-200

el Mahdi, Izzah, Lathifatul. “Hermeneutika-Fenomenologi Paul Ricoeur: Dari Pembacaan Simbol hingga Pembacaan Teks-Aksi-Sejarah,” dalam Hermeneia: Jurnal Kajian Islam Interdisipliner. t.tp. 2007.

Sastrapratedja, M. “Hermeneutika Paul Ricoer,” dalam Dengan Nalar dan Nalauri. t.th. hal. 190-194



This article is under the © copyright of the original Author: Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.
(Zona-Nalar)

One thought on “Mengenal Paul Ricoeur dan Pandangan Hermeneutikanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eight − one =