Pernahkan kalian menonton kartun Doraemon? Mungkin kita tidak asing lagi dengan kartun tersebut, kartun tersebut memang sangat populer di Indonesia. Dengan ciri khasnya yang dapat mengeluarkan alat-alat ajaib di dalam kantongnya Doraemon menjadi sesuatu yang ikonik dalam kartun tersebut. Ketika kecil mungkin kita membayangkan bagaimana rasanya jika kita memiliki alat tersebut, dimana alat-alat ajaibnya tersebut dapat mengabulkan segala permintaan. Salah satu alat yang fenomenal dan sering digunakan oleh Doraemon yakni mesin waktunya. Dengan mesin waktunya, Doraemon, Nobita dan teman-temannya dapat berpergian menjelajahi waktu.
Ketika mereka menjelajahi waktu dengan mesin waktu ada saja hal-hal yang terjadi, baik di masa lalu maupun di masa depan. Semua ini terjadi karena ada garis waktu yang saling terhubung antara masa lalu dengan masa depan. Di mana apa yang terjadi pada masa kini itu terjadi karena peristiwa di masa lalu.
Mengenai konsep perjalanan waktu, para ilmuwan memiliki perbedaan pandangan. Ada yang mengatakan bahwa perjalanan waktu itu merupakan sesuatu yang logis dan kemungkinan bisa dilakukan. Time traveling atau perjalanan waktu merupakan konsep perpindahan suatu materi/entitas ke beberapa titik ruang dan waktu yang berbeda, bisa di masa lampau atau masa depan.
Namun, ilmuwan juga berpendapat bahwa jika perjalanan waktu itu dilakukan, maka akan terjadi sebuah konsep terlarang yang dinamakan paradoks. Teori paradoks perjalanan waktu menyatakan bahwa dua buah entitas yang sama tidak bisa dipertemukan dalam satu ruang yang berbeda.
Meski kartunnya diperuntukkan untuk tontonan anak-anak, namun dalam kartun Doraemon tersebut rupanya mengandung beberapa paradoks perjalanan waktu. Di sini, ada beberapa paradoks perjalanan waktu yang terjadi pada kartun Doraemon:
Grandfather Paradox
Singkatnya, konsep paradoks ini denganmelakukan perjalanan waktu untuk membunuh leluhur atau memisahkan kedua orang tua yang harusnya berjodoh, maka yang terjadi akan merusak atau menghilangkan generasi kedepannya.
Hal ini terjadi pada salah satu episode Doraemon. Saat Nobita pergi ke masa lalu untuk menemui ayah dan ibunya untuk mengetahui kisah percintaan mereka. Namun yang terjadi dimana kedua orang tua mereka tidak bertemu, karena ayahnya dari nobita ditawari untuk menjadi seorang pelukis dan pergi keluar negeri. Hingga pada akhirnya yang terjadi Nobita sedikit demi sedikit menjadi pudar karena ayah dan ibunya tidak dipertemukan.
Kemudian mereka berusaha untuk mempersatukan mereka agar Nobita tidak hilang. Dari cerita Doraemon ini dapat menggambarkan bahwa seseorang jika berniat ingin memisahkan kedua orang tua yang menjadi perwujudan masa depan kita atau membunuh leluhur kita, maka akan mempengaruhi diri kita saat ini. Entah peristiwa apakah yang terjadi itu akan menghilangkan diri kita atau ada kemungkinan yang lainnya.
Predestination Paradox
Inti dari paradoks ini bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan dan tidak dapat diubah. Ketika seseorang pergi ke masa lalu dan ingin merubah masa depan, sebenarnya itu tidak bisa. Seberusaha apapun dalam merubah masa lalu ternyata tidak akan merubah masa depan. Seperti dalam kartun movie yang berjudul “Doraemon: petualangan Nobita di negeri sihir” dimana pada awal cerita mereka diperlihatkan patung batu mirip Nobita dan Doraemon, sebenarnya peristiwa ini berulang kembali ketika mereka pergi ke masa lalu karena lari dari kejaran medusa yang membuat mereka menjadi patung batu.
Mereka ingin pergi ke masa lalu dengan alat “kotak telepon seandainya” untuk mengubah dunia sihir menjadi normal kembali, agar kejadian buruk di masa depan tidak terjadi. Namun, justru yang terjadi adalah sebuah peristiwa yang berulang, dimana musuh jahat masih tetap ada. Takdir Doraemon dan Nobita seharusnya memang melawan musuh.
Ada juga episode Doraemon lainnya ketika uang dari ayahnya Nobita itu hilang dan ia pergi ke masa lalu menyelidiki dan mencegah hilangnya uang tersebut, namun pada akhirnya hasilnya tetap saja sama. Dalam ceritanya tersebut bisa dilihat bahwa ketika ada yang pergi ke masa lalu untuk mengubah masa depan rupanya hal tersebut pada akhirnya sama saja, dimana takdir yang sudah ditentukan tidak akan merubah masa depan.
Butterfly Efek
Ketika melakukan perjalanan waktu, konsekuensi dan tindakan yang dilakukan saat berada di masa lalu tentu saja bisa menyebabkan efek dalam skala besar di masa mendatang. Hal ini tergambarkan pada kartun movie yang berjudul “Doraemon: petualangan Nobita di Negeri Wan Nyan”; dimana Nobita dan teman-temannya berencana untuk merawat anjing dan kucing yang terlantar. Karena tidak ada tempat untuk hewan-hewan tersebut, sehingga mereka pergi ke masa lalu.
Tidak disangka-sangka alat pengubah evolusi yang dibawa itu terjatuh, lalu anjing dan kucing tersebut menggunakannya agar bisa berevolusi. Pada akhirnya ketika Nobita dan teman-temannya pergi kembali ke tempat tersebut, ternyata mereka melompati waktu dan apa yang dilihat mereka adalah sebuah peradaban yang sangat maju.
Sebuah kejadian sepele yang dilakukan oleh Nobita rupanya telah melakukan sebuah perubahan besar. Dari cerita tersebut bisa disimpulkan bahwa, ketika seseorang pergi ke masa lalu tentunya akan merubah banyak keadaan meski hal kecil sekalipun. Ketika seseorang melakukan hal kecil yang berbeda dengan dua waktu yang sama, maka akan mengubah masa depan yang berbeda. Memang ini kontradiktif dengan paradoks sebelumnya.
Editor: Selvi
Referensi:
https://www.idntimes.com/science/experiment/dede-surya-pradipta/4-paradoks-ini-akan-terjadi-jika-time-traveling-benar-benar-nyata-c1c2
https://mojok.co/terminal/paradoks-waktu-di-serial-doraemon-dan-logika-yang-bertabrakan/
Ryan Wasserman. Paradoxes of Time Travel. (UK: Oxford University Press, 2018)
https://plato.stanford.edu/entries/time-travel/
This article is under the © copyright of the original Author:
(Zona-Nalar)
Please read "term and condition" to appreciate our published articles content. Thank you very much.