Summa Theologiae Santo Thomas Aquinas

Stats: 82 Views | Words: 1083

6 minutes Read








Penulis: Duncan Matthew Daunan. S.Fil.

Editor: Murteza Asyathri

Thomas Aquinas adalah salah seorang filsuf skolastik terbesar. Di antara aroma antik dan modernitas, ia berdiri sebagai salah satu figur paling berpengaruh pada abad ke-13 dengan rumusannya yang sangat berpengaruh hingga sistem pemikirannya digunakan oleh banyak universitas dan dimaklumatkan sebagai satu-satunya sistem yang benar. Penulis meyakini bahwa sebagian pemikirannya mengalami banyak pertentangan, namun dari segi teologis tampak jelas bahwa Aquinas memiliki pengaruh yang sangat besar.

Ia banyak menulis dalam karyanya yang tak terselesaikan, Summa Theologiae, mengenai keberadaan Allah, penciptaan, etika teleologis, kebahagiaan, dan manusia. Khusus pada pembahasan terakhir, Aquinas menuliskannya secara spesifik sebagai wujud pendalaman mengenai Allah dan ciptaan-Nya. Kendati karya tersebut tidak pernah terselesaikan, hal itu tidak mengurangi keagungan karya tersebut yang telah menginspirasi banyak pemikir hingga saat ini.

Aquinas mulai tinggal di biara sejak tahun 1230, saat usianya baru lima tahun, dan tetap tinggal serta menetap di biara tempat ia dikirim. Pada tahun 1239, Aquinas kembali kepada keluarganya selama beberapa bulan sebelum akhirnya pergi untuk belajar di Napoli. Saudari tertuanya merupakan seorang biarawati Benediktin, sebuah jejak yang kelak diharapkan oleh orang tua mereka untuk diikuti juga oleh Aquinas sebagai seorang Benediktin.

Adapun deskrpsi fisiknya, Aquinas adalah seorang pria berbadan besar, gemuk, lamban, dan pendiam. Kepribadiannya sangat lembut dan murah hati, tetapi ia tidak terlalu suka bersosialisasi. Ia dikenal sebagai sosok yang pemalu, bahkan terlepas dari kerendahan hati dan kekudusannya. Aquinas juga pernah mengalami kerasukan atau ekstasi yang ia sembunyikan dengan hati-hati. Titik penting dalam kehidupannya tampak pada perjalanannya dalam menempuh pendidikan di Universitas Napoli. Di tempat tersebut, Aquinas mulai mempelajari filsafat alam dan metafisika. Selain itu, ia juga banyak mempelajari ilmu lainnya.

Tidak diragukan lagi bahwa Summa Theologiae merupakan salah satu karya besar yang menjadi pedoman bagi banyak akademisi dalam memahami sistematisasi akademik bercorak Katolik. Seluruh rangkaian gagasan yang ia tuangkan dalam karya tersebut merupakan buah kematangan berpikirnya dan dapat dikatakan sebagai “titik komitmen tertinggi atas sebuah devosi pada pengajaran dan akademia.”

Dalam hal ini, Aquinas ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Aristoteles, karena sistem pemikiran Aristoteles yang diperkenalkannya memberikan pencerahan luar biasa yang kelak menyusun sebuah sistem filsafat besar dan banyak dipuja, meskipun kerap beriringan dengan konsep yang kontroversial.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Summa Theologiae merupakan karya Aquinas yang begitu luar biasa. Karya ini bisa dikatakan sebagai versi yang jauh lebih lengkap daripada karya pendahulunya, Summa Contra Gentiles. Akan tetapi, pada sebagian besar tema, karya tersebut sering kali tidak lebih rinci daripada karyanya yang lain, yaitu Disputed Questions.

Penulis tetap memandang bahwa karya ini tidak dapat dikesampingkan dampaknya bagi perkembangan sejarah filsafat di masa mendatang. Summa Theologiae memberikan inspirasi dan benar-benar membuka cakrawala pemahaman yang lebih luas dan baru. Tanpa Aquinas, mungkin pemikiran Aristoteles tidak akan begitu dikenal hingga saat ini. Sebaliknya, tanpa Aristoteles, Aquinas mungkin tidak akan mendapatkan ide-idenya yang begitu mencerahkan.

Dalam karya besarnya yang terbagi menjadi tiga bagian utama (Prima Pars, Prima Secundae, Secunda Secundae, Tertia Pars), Aquinas membahas banyak topik yang, menurut sebagian akademisi, merupakan cakupan terluas dari sebuah karya filosofis. Copleston mengungkapkan bahwa menguraikan apa yang dituliskan oleh Aquinas tidak hanya sekadar tugas memahami suatu karya akademis, tetapi merupakan tugas berat seorang filsuf. Sebagaimana yang ia ungkapkan dalam karyanya:

“Mencoba membuat garis besar yang memuaskan mengenai sistem filosofis yang terhebat dari sang sarjana berarti mencoba tugas yang sangat besar dan berat.”

Karya ini disusun sekaligus ditafsirkan sebagai salah satu bukti bahwa sistem Aristoteles sesuai dengan nilai dan prinsip Kristianitas. Unsur ini seolah menjadi bantahan terhadap anggapan bahwa sistem Plato lebih sesuai daripada sistem Aristoteles dalam menafsirkan kekristenan, meskipun sistem Plato sempat mendominasi cukup lama sebelum sistem Aristoteles muncul.

Dalam Summa Theologiae, Aquinas membahas mengenai pembuktian keberadaan Tuhan, yang kemudian dikenal luas dengan sebutan five ways to God (Quinque Viae). Ia tidak hanya membahas tentang keberadaan Tuhan dan konsepnya, tetapi juga hal-hal lain seperti penciptaan, moral, epistemologi, hukum kodrat, dan sebagainya.

Salah satu pembahasan yang dituliskan Aquinas adalah pembuktiannya mengenai keberadaan Tuhan (eksistensi Ilahi) melalui konsep besar ontologis yang dicetuskannya sebagai reaksi atas argumentasi yang telah hadir pada masa itu. Meskipun pembahasan ini tidak terlalu panjang, Aquinas menguraikannya secara cukup terperinci dan menyentuh berbagai aspeknya. Namun, beberapa akademisi merasa tidak puas karena tidak ada penerjemahan karya Aquinas yang dianggap cukup memuaskan selain versi aslinya yang berbahasa Latin.

Melalui Prima Pars, Aquinas berusaha membuktikan keberadaan Tuhan serta eksistensinya sebagai entitas ilahi. Struktur penulisan dalam Summa Theologiae tidak seperti buku pada umumnya yang berisi narasi panjang. Karya ini memuat topik besar yang dibagi menjadi beberapa pertanyaan, kemudian setiap pertanyaan tersebut dipecah lagi ke dalam beberapa artikel. Dalam setiap artikel, struktur penulisannya mengikuti tahapan berikut:

  1. Objection — mengungkapkan keberatan atau argumen yang berlawanan dengan topik yang diberikan.
  2. On the Contrary — tahap ini berisi pemikiran Aquinas yang mengacu pada Alkitab.
  3. Answer — pada tahap ini, Aquinas memberikan jawabannya dan tanggapan atas keberatan yang sebelumnya telah disebutkan.

Pembukaan dari Summa Theologiae sarat akan kandungan teologis dengan sedikit unsur filosofis. Bagian awal dalam Prima Pars berisi pembahasan mengenai doktrin sakramen suci dan eksistensi Tuhan. Jika dilihat secara sekilas, tidak cukup jelas apakah Aquinas menulis karyanya secara khusus untuk para pelajar yang hendak menjadi biarawan atau untuk para akademisi pemula. Sebaliknya, karya ini lebih menyerupai bahan dan panduan pengajaran yang ditujukan kepada akademisi tingkat lanjut atau para ahli.

Bagi penulis, karya ini lebih banyak memancing ketidaksetujuan dari para filsuf di masa mendatang karena sebagian dari mereka berusaha membuktikan secara metafisis bahwa eksistensi Tuhan tidak dimungkinkan. Sebagian dari mereka menegasikan keberadaan Tuhan, bahkan beberapa di antaranya terjebak dalam argumentasi yang radikal.

Menguraikan isi Summa Theologiae memang tidaklah mudah. Pemikiran filsafat dan teologi Aquinas saling berhubungan erat, sehingga menghilangkan salah satunya hanya akan membuat penafsirannya menjadi semakin rumit.

Referensi

Battista, Mondin. St Thomas Aquinas Philosophy: In the Commentary to the Sentences. Martinus Nijhoff: Netherlands, 1975.

Bdk. Mary Reed, Newland. St Thomas Aquinas: A Concise Biography. American RDM Coorporation: New York, 1967.

Chesterton, G.K. St Thomas Aquinas. House of Stratus Publishers: UK, 2000.

Copleston, Frederick. Filsafat Santo Thomas Aquinas (Judul Asli: A History of Philosophy). Basa Basi Press: Yogyakarta, 2021.

Etienne, Gilson. Thomism: The Philosophy of St Thomas Aquinas (Translated by: Laurence K Shook and Armand Maurer). Pontifical Institute of Medieval Studies: Canada, 2002.

Fergus, Kerr. Thomas Aquinas: A Very Short Introduction. Oxford University Press: New York, 2009.

Florin, Curta dan Andrew, Holt. Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religion History. Bloomsbury Publishing: UK, 2016. Vol II: Life of Thomas Aquinas.

McInerny, Ralph. St. Thomas Aquinas. University of Notre Dame Press: London, 1982.

Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2016.

Stanford Encyclopedia of Philosophy. Thomas Aquinas. [Online] https://plato.stanford.edu/entries/aquinas/





Citation format :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *