Blok Timur VS Blok Barat

Stats: 23 Views | Words: 641

4 minutes Read




Diangkatnya Hitler sebagai kanselir Jerman tahun 1933 ditandai dengan pawai obor di kota Berlin oleh barisan sturmabteilung (blok pendukung gerakan politik Hitler). Obor merepresentasikan harapan kebangkitan Jerman, namun juga menjadi nyala bayang-bayang perang mengerikan bagi Eropa.

Benar saja, dua tahun masa kepemimpinan Hitler didirikanlah angkatan darat Jerman yang baru dengan nama Wehrmacht beranggotakan 15 juta tentara aktif. Berpuncak pada invasi Hitler terhadap Polandia di tahun 1939 dan penyerangan Jerman terhadap Perancis tahun 1940.

Namun ambisi terbesar Hitler adalah menginvasi Uni Soviet. Negara Soviet sebagai wilayah agraris yang makmur adalah utopia bagi Hitler. Pada 1942 Hitler mendeklarasikan perang terhadap Uni Soviet. Hal ini mengubah tatanan politis dunia, dengan pembagian dua blok; yaitu, blok poros yang diisi Jerman, Italia, dan Jepang dengan ideologi sosialis-fasis. Melawan blok sekutu yang praktis diisi AS, Inggris, dan Uni Soviet, serta negara satelit lain.

Tentara Merah di Berlin

Perang dunia ke 2 adalah perang Jerman, Italia, Jepang melawan hampir seluruh kekuatan perang dunia. Dalam waktu 5 tahunan semenjak deklarasi perang melawan Soviet, Nazi Jerman mengalami penurunan kekuatan disebabkan kekalahan dan luasnya wilayah jajahan Nazi.

Puncaknya tanggal 6, Juni 1944 pasukan sekutu yang diisi pasukan AS, Inggris, Kanada melakukan operasi pendaratan pasukan terbesar dalam sejarah di pesisir pantai Normandy. Operasi tersebut dikenal sebagai operasi D-Day dengan misi utama menjebol pertahanan tembok Atlantis yang dibangun oleh Hitler di pesisir Perancis.

Setahun berselang setelah D-Day, pasukan Uni Soviet turut menggempur pertahan Nazi Jerman di wilayah timur. Tepat pada 16 April 1945, tentara merah Soviet memasuki kota Berlin dengan kekuatan 2,5 juta tentara. Berlin luluh oleh serangan Soviet, ditandai dengan berkibarnya bendera merah di panji-panji kota Berlin

Berakhirlah kekuatan Nazi dan berakhir perang dunia kedua. Dengan ditandatanganinya pakta penyerahan kekuasaan Jerman dari Marsekal Wilhelm Kaltel kepada Jenderal Georgy Zhukov dari pihak Soviet.

Pembagian Blok

Keanggotaan negara-negara di dalam sebuah blok dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dinamis. Bersatunya Jerman, Italia, dan Jepang di dalam blok poros disebabkan kesamaan hegemoni politik ketiga negara tersebut untuk meraih kemenangan perang. Sementara itu bersatunya Uni Soviet di dalam blok sekutu juga disebabkan politik praktis untuk mengalahkan Nazi Jerman.

Pasca kekalahan Jerman, Berlin menjadi wilayah yang diperebutkan. Blok sekutu dan Soviet yang menjadi pemenang perang membagi Berlin ke dalam 4 wilayah yang dicatat dalam perjanjian Postdam. Zona okupasi Amerika, Inggris, dan Perancis berada di Berlin barat sementara Berlin timur menjadi zona okupasi Soviet.

Puncaknya pada 1961 Soviet mendirikan tembok di sepanjang wilayah kekuasaan mereka di Berlin. Hal ini menandai sebuah era baru, yang dinamai era perang dingin antara blok barat dengan Amerika, Inggris, dan Perancis menggunakan pengaruh liberalisme melawan blok timur dengan Uni Soviet dan negara-negara satelitnya yang berideologi komunis.

Perang Dingin

Pada akhirnya Jerman juga dibagi menjadi dua wilayah yaitu Jerman Barat yang diberikan otoritas demokratis dalam wilayahnya sendiri oleh sekutu. Dan Deutsche Demokratische Republik atau Jerman timur yang menjadi wilayah satelit baru bagi Uni Soviet. Jerman Barat dan Jerman Timur merupakan simbolisasi dua tegangan politis blok barat dan blok timur yang berlangsung hingga tahun 90 an.

Ketegangan semenjak tahun 1947 an tersebut disebut sebagai era “perang dingin”. Pengaruh dunia barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutunya NATO sementara pengaruh dunia komunis timur dipimpin oleh Uni Soviet serta negara-negara satelitnya dalam COMECON.

Proxy War

Perang Dingin tidak pernah mempertemukan dua pihak secara langsung. Namun masing-masing pihak memiliki potensi menyebabkan kehancuran besar dengan senjata nuklir. Perang Dingin mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu konflik militer regional di berbagai wilayah berseberangan antara lain Blokade Berlin (1948–1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur (1973), Perang Afganistan (1979–1989), dan penembakan Korean Air Penerbangan 007 oleh Soviet (1983).

Alih-alih terlibat dalam perang kedua pihak bersaing melalui persaingan militer, penyebaran ideologi, bantuan kepada negara sekutu, spionase, dsb. Hal inilah yang oleh para ahli disebut sebagai proxy war atau perang yang dimandatkan, tak lain oleh ideologi liberal dan ideologi komunis.

 

Editor: Ahmed Zaranggi

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin_

https://en.wikipedia.org/wiki/Berlin_Wall_

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Berlin_

 





Citation format :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *